Pertanyaan penting jelang pernikahan: PENDIDIKAN
Salah satu hal yang saya diskusikan saat hendak melamar istri saya saat itu adalah tentang pendidikan. Saya melayangkan pertanyaan ini ke dia, “Seberapa penting pendidikan buat kamu dan keluarga?” Tanya saya waktu itu. Begitupun sebaliknya, “Kamu akan lulus, aku masih kuliah, seberapa penting juga pendidikan buat kamu dan mungkinkah aku mendapat izin untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang paling tinggi jika menjadi istrimu?” Tanyanya saat itu.
Bagi saya secara pribadi, pendidikan itu sangat penting. Walau banyak yang berdalih berpendidikan gak meski duduk di bangku sekolah hingga pendidikan tinggi, tapi pendidikan yang sejati, pertemanan yang hakiki, harusnya berawal dari bangku sekolah hingga pendidikan tinggi. Banyak kasus orang sukses itu utamanyabkarena pendidikan, wawasan, dan jaringan. Yang semua itu, bermula dari pergaulan di lingkungan sekolah. Saat saya masih kecil, orangtua selalu berpesan, “kamu harus sekolah!” Abang selalu menekankan untuk sekolah sejauh yang saya bisa.
Titik balik utama yang membuat saya sadar akan pentingnya pendidikan itu kala saya kelas 4 SD. Jujur, saat itu terjadi hal yang tidak pernah saya inginkan. Itu juga saya merasakan pukulan keras yang gak pernah saya rasakan dari seorang abang yang gak ingin adiknya gagal. Ya keluarga saya didik sekeras didikan militer (mungkin anak jaman sekarang akan protes kalau itu viral dan akan menghardik abang saya).
Saya juga bilang ke istri yang waktu itu masih berharap, mimpinya jadi psikolog terwujud. “Kamu hanya perlu janji, bahwa setelah menikah, kamu gak minta ke orangtua, tapi minta ke saya. Suamimu.” Janji kita saat itu.
Mertua tanya, “kamu kerja apa?” “Saya belum kerja, sedang membina hubungan dengan banyak pemerintah, menyelesaikan skripsi, dan melanjutkan bisnis software house saya.” Jawab saya. Dimana saya PT AMI baru 9 bulan. Alhamdulillah. Sesuai janji Allah, Ud’uunii astajiblakum. Berdoalah kepadaku, maka akan aku kabulkan. Satu persatu mimpi dan harapan itu mulai terlihat. Saya minta Allah kuatkan saya untuk membiayai pendidikan, Allah kuatkan dananya yang sampai hari ini, kita biayai berdua.
Allah kuatkan untuk dapat mempertahankan Alan Creative. Allah berikan tim yang solid. Dan sebagainya. Ketika istri gak lolos-lolos juga di PSI UI (padahal anak FIB UI sebelumnya), kita hanya berharap, semoga bisa jadi psikolog.